Letak Kecantikan Seorang Wanita

Wednesday, December 29, 2010


Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkanlah kata – kata kebaikan. Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang lain yang anda jumpai. Untuk mendapatkan bentuk tubuh yang langsing, bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan. Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seseorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemari setiap hari. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendiri.

Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lai. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni. Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda. Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa. Jika suatu hari ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur. Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.

Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakn, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambut. Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia. Karena dimatanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, dimana cinta dapat berkembang.

Kecantikan wanita bukan pada ketulusan wajah. Tetapi pada kecantikan murni, terpancar jiwanya, yang dengan penuh kasih member perhatian dan cinta dia berikan. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.

Orang-Orang Penting

Thursday, December 9, 2010

Istilah orang penting terlalu sering digambarkan dengan politisi berkuasa, bos konglomerat, atlit berprestasi, artis ternama, atau semua yang kita golongkan selebritis.

Kenyataanya, setiap orang adalah orang penting. Setiap kehidupan adalah penting. Tidak ada yang lebih penting dari yang lain. Anda sama pentingnya dengan wajah-wajah yang bermunculan di layar TV atau sampul majalah. Demikian juga pentingnya orang-orang di sekitar anda.

Setiap orang memiliki sesuatu yang bisa disumbangkan pada kehidupan. Setiap orang bisa membuat perbedaan bernilai positif. Setiap orang memiliki hal yang khas di dunia ini. Dan setiap orang memerlukan hidupnya semakin bernilai. Itu yang membuat setiap orang menjadi penting. Tentu ada orang yang berhasil menjadi sumber inspirasi orang lain, yang mampu memimpin orang lain, yang mampu melayani orang lain, yang mengajari orang lain. Mereka juga tidak lebih penting dari orang lain. Tetapi mereka melakukan itu karena dmulai dengan kesadaran bahwa hidup mereka penting, dan menjadi lebih penting lagi saat mereka memerlukan orang lain.

Orang-orang penting ada di sekitar anda. Mereka memiliki potensi luar biasa, sama seperti anda. Kenali dan hargai potensi yang ada pada mereka, dan diri anda. Sertai dengan tindak lanut. Jadikan mereka orang penting, dan anda pun akan dianggap orang penting.

Hal-hal Dalam Sebuah Pemikiran

Wednesday, November 17, 2010


Hal-hal kecil? Adakah hal-hal kecil itu? Sekuntum bunga edelweis yang tumbuh di lereng gunung mungkin hal kecil yang remeh bagi penduduk sekitar. Namun tidak bagi pendaki yang memetik dan memajangnya di meja sebagai cendera kebesaran petualangannya yang gagah berani. Dan hal-hal besar? Adakah hal-hal besar itu? Persoalan patah hati bagi seorang gadis mungkin hal terberat yang menbuatnya hilang kesadaran. Namun tidak bagi pasangan yang telah menempuh perjalanan hidup yang panjang berliku. Seberapa besarkah hal kecil? Dan, seberapa kecilkah hal besar? Dimanakah letak alat ukur nilai besar dan kecil?

Semua itu berada dalam pikiran anda. Besar, kecil, penting, atau sepelenya suatu hal sebanding dengan seberapa besar dan kecilnya "ke-aku-an" anda memandang. Apa yang ada dihadapan ini melintas apa adanya. Bila anda melihatnya secara apa adanya, maka tak perlu ada kecemasan, ketakutan atau bahkan keinginan untuk sebuah kehormatan.

Sekali lagi, Bersyukurlah

Sunday, October 31, 2010



Coba anda sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup anda. Renungkan tentang apa yang telah anda capai, orangorang yang memperhatikan anda. pengalaman yang telah anda dapatkan, keahlian dan minat yang anda miliki, apa yang anda percayai, dan hal-hal terindah dalam hidup anda.

Hal-hal yang anda hargai, pelihara, dan jaga, akan terus meningkat dalam hidup anda. Kelimpahan dimulai dengan rasa syukur Dengan rasa syukur yang tulus, anda menghargai apa yang telah anda miliki, yang selanjutnya akan mendorong anda secara mental, spiritual, dan fisik, untuk mencapai apa saja yang menjadi tujuan anda.

Bagaimana mungkin anda mendapatkan hal-hal yang lebih besar, bila anda tidak bersyukur atas apa yang telah anda miliki saat ini? Toh semuanya, hanya bisa dimulai dengan apa yang anda telah miliki tersebut.

Anda tahu. bahwa anda dapat mencapai tujuan, karena anda pernah merintis hal seperti itu. Pengalaman adalah milik anda yang patut disyukuri?.

Siapa bilang tidak ada hal yang bisa disyukuri? Segalanya dalam jangkauan anda saat anda bersyukur akan apayang telah anda dapatkan.

Saling Mencintai

Di jagat raya ini terdapat sebuah planet biru berkilauan indah. Itulah Bumi, tempat kita semua berpijak dan bernaung. Tangan-tangan Sang Maha Pencipta telah membentuk planet ini begitu cantik; tertimbang seimbang di gugusan bintang-bintang; dan terukur tepat di gerak derap sang waktu.Kehidupan tumbuh dan gugur silih berganti semenjak lima puluh milyar tahun kelahiran matahari; sebuah evolusi yang panjang, rapi dan berhatihati.

Planet elok dan jagat raya yang agung; semua itu hanya demi kehidupan manusia, maha karya yang menyimpan cahaya-Nya. yang diturunkan dua juta tahun lalu di Bumi ini. Sedangkan kini matahari masih menyisakan lima milyar tahun ke depan sebelum mendidihkan air di penjuru galaksi. Perjalanan manakah yang kau kan tempuh, wahai manusia?

Kita dapat melakukan perjalanan akbar ke angkasa menembus gelapnya alam raya; menyentuh tepiannya yang tak terbatas. Atau. Perjalanan agung kedalam diri sendiri menerobos kelamnya sang Aku; menyentuh cahaya gemilang yang ditiupkan Sang Maha Pencipta.

Perjalanan manapun yang kita pilih, kita semestinya disadarkan bahwa tiada segala sesuatu ini tercipta tanpa rahmat dan cinta kasih yang melimpah-ruah. Karena itu, sesama kaki yang berpijak di bumi, sesame kepala yang menjulang ke langit, tiada benang pengikat yang pantas ditambatkan selain hidup saling memberi, saling menerima, dan saling mencintai.

Hidup Itu Indah


Dalam menghadapi kehidupan ini, kita sering merasa hidup begitu menekan dan sulit. Berbagai pekerjaan membuat kita melewati hari demi hari dalam stres yang tak berkeputusan. Berbagai masalah membuat kita tak mampu lagi melihat hal-hal yang indah dan menarik dalam hidup. Bahkan kadangkala ada juga orang yang begitu putus asa sehingga mencoba mengakhiri hidupnya sendiri. Kalaupun tidak seekstrim itu, banyak orang menjadi seperti robot. Melewati hari demi hari dalam rutinitas. Tanpa gairah, tanpa semangat, tanpa harapan.

Dengan memiliki harapan manusia mempunyai alasan untuk tetap melanjutkan hidupnya. Harapan membuat manusia tidak pernah berhenti berjuang. Harapan membuat manusia merancangkan langkah-langkah yang tepat bagi kelangsungan hidupnya. Ini membuktikan bahwa hidup manusia itu berharga karena didalamnya terkandung nilai-nilai yang diperjuangkan untuk membuat manusia tetap hidup.

Hidup sangat berharga. Bahwa kita yang hidup tahu bahwa kita akan mati sementara orang mati tidak dapat berbuat apa-apa. Ini menunjukkan bahwa hidup menjadi berharga karena kita melakukan sesuatu; berbuat sesuatu seperti untuk menikmati segala hal dalam hidup ini dengan sukacita dan kita juga senantiasa hidup dalam kebenaran dan keadilan, dengan tetap menjaga hidup kerohanian kita.

Semua hal ini memberi penjelasan kepada kita, bahwa keindahan hidup tidak diukur dari panjang pendeknya umur, tidak juga diukur dari kaya miskinnya orang, tetapi dari bagaimana ia mengisi hidupnya.

Hidup menjadi berarti jika kita mengisinya dengan kerja dan usaha tentang hal hal yang baik. Yang paling penting dari semua itu adalah meskipun hidup ini siasia. tetapi hidup ini adalah pemberian Tuhan. Maka selama kita hidup nikmatilah hidup kita dengan kerja, sukacita dan harapan. Hanya dengan demikian kita dapat menemukan keindahan hidup, pendek atau panjang umur kita. Kita dapat menikmati keindahan hidup, kaya atau miskin keadaan kita. Karena hidup adalah Anugerah.

Dengan memiliki harapan manusia mempunyai alasan untuk tetap melanjutkan hidupnya. Harapan membuat manusia tidak pernah berhenti berjuang. Harapan membuat manusia merancangkan langkah-langkah yang tepat bagi kelangsungan hidupnya. Ini membuktikan bahwa hidup manusia itu berharga karena di dalamnya terkandung nilai-nilai yang diperjuangkan untuk membuat manusia tetap hidup.

Terserah Anda.

Monday, October 11, 2010

Tingkat kesuksesan anda. tergantung pada satu orang, yaitu anda sendiri. Apa yang anda mampu kerahkan dalam hidup, adalah apa yang anda akan dapat dari hidup. Anda tidak bisa meminjam, meminta, atau mencuri
kesuksesan orang lain. Memang orang lain mampu mengilhami, mengajarkan, mendorong, dan menghibur anda. Tetapi satu-satunya yang menjalani hidup anda dan yang mampu memberikan pilihan terbaik adalah
diri anda sendiri.

Anda tidak perlu menjadi orang lain. untuk dapat membuat dunia menjadi berbeda. Setiap orang punya cara sendiri-sendiri untuk mengubah dunia, karena setiap orang memiliki hasrat. Bila hasrat yang ada dalam diri anda adalah hasrat mencari arti hidup diri anda. maka itulah hasrat sejati untuk mengubah dunia.

Lepas dari sekedar hasrat, semua yang terjadi, yang dilihat, dan diperhatikan orang adalah tindakan. Setiap tindakan memang menghasilkan banyak kemungkinan, tetapi tanpa tindakan, yang ada hanya hasrat yang gagal.

Apakah anda tertarik untuk mengubah dunia hari ini? Siapkan diri anda dalam kesatuan hasrat dan tindakan, dan dunia pun akan memberikan jalan

Magenta

Nama warna Magenta berasal dari nama sebuah pertempuran antara tentara Perancis dan Sardinia melawan tentara Austria di tahun 1859. Pertempuran tersebut berlangsung di sebuah tempat yang bernama "Magenta".

Setelah pertempuran usai, warna campuran antara merah dan ungu ditiru oleh para ahli kimia Perancis untuk menggambarkan warna darah yang mengering. Dan untuk mengenang pertempuran yang terjadi, warna baru
itu diberi nama warna Magenta.

Tugas Kita Adalah Berikhtiar.

Ketika orang lain berbicara sejuta basa, tetaplah anda bekerja. Cangkullah sawah itu dan taburi dengan benih. Ketika orang lain berdiam tak tahu harus berkata apa. teruskan kerja anda. Siangi dan airi putik-putik yang
baru bertunas itu. Ketika orang lain saling tuding saling hunus, bekerjalah dalam istirahat anda. Senandungkan seranai pengundang angin dan gerimis. Ketika orang lain terlelap pada tidur nyenyak mereka, jangan putuskan kerja anda. Bekerjalah dengan doa dan harapan; "Semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi segenap semesta." Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah mereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak. Bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati. Terus dan tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang semestinya kita kerjakan.

Apa pun yang terjadi di muka bumi, sang mentari tak berhenti sedetik pun dari kerja; mengipasi tungku pembakaran raksasanya: menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka. tak ada alasan yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja, mengubah energi hangat matari menjadi kebaikan semesta.

Kasih Sayang Seorang Ibu

Thursday, October 7, 2010


Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting. Sebagai balasannnya, kau pakai telpon nonstop semalaman.
 
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Darimana saja seharian ini?". Sebagai balasannya, kau jawab, "Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, "Aku tidak ingin seperti ibu"

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. Sabagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh, "Bagaimana ibu ini, kok bertanya seperti itu?"

Saat kau berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu. Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasihat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya, "Bu, sekarang zamannya sudah berbeda!"

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelpon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, "Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu"

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATIMU bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

Oxford University

Wednesday, October 6, 2010

Oxford University di Inggris didirikan akibat pertengkaran antara seorang raja dan seorang pemimpin agama. Raja Henry II (1133-1189), berseteru dengan Uskup Agung Thomas Becket (1118-1170). Perseteruan itu meluas ketika Raja Perancis ternyata ikut campur dengan mendukung Uskup Becket.

Untuk menghindari meluasnya pengaruh Perancis, Raja Henry II memerintahkan agar seluruh mahasiswa Inggris dari Universitas Paris dipanggil pulang ke Inggris. Kebanyakan dari mahasiswa yang dipanggil pulang itu bermukim di kota Oxford. Untuk melanjutkan pendidikan mereka didirikanlah sebuah Universitas yang sekarang kita kenal dengan nama Oxford University.


 

Sebutir Pasir

Penakluk pertama Mount Everst, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund Hillary (1919-2008), pernah ditanya wartawan apa hal yang paling ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa, atau padang pasir yang luas dan gersang sekalipun!.

Lantas apa? "Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki," kata Hilary. Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, "Sebutir pasir yang masuk di sela-sela jari kaki sering menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atau menyusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk. Tanpa sadar, kaki pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu"

Harimau, buaya, dan beruang, meski buas, adalah binatang yang secara naluriah takut menghadapi manusia. Sedang menghadapi jurang yang dalam dan ganasnya padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai. Tetapi, jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah tak mempersiapkannya. Dia cenderung mengabaikannya.

Apa yang dinyatakan Hilary, kalau kita renungkan, sebetulnya sama dengan orang yang mengabaikan dosa-dosa kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras atau membicarakan keburukan orang lain, sering menganggap hal itu adalah dosa yang kecil. Karena itu, banyak orang yang kebablasan. Kalau sudah jadi kebiasaan, dosa kecil itu pun akan berubah jadi dosa besar yang sangat membahayakan dirinya dan masyarakat.

Melihat kemungkinan potensi kerusakan besar yang tercipta dari dosa-dosa kecil itulah, Nabi Muhammad SAW mewanti-wanti agar umatnya tidak mengabaikan dosa-dosa kecil seraya tidak melupakan amal baik kendati kecil juga.

Dalam kisah sufi, seorang pelacur masuk surga hanya karena memberi minum anjing yang kehausan. Perbuatan yang cenderung dinilai sangat kecil itu ternyata di mata Allah punya nilai sangat besar karena faktor keikhlasannya. Bukankah semua roh yang ada di seluruh jagad ini, termasuk roh anjing tersebut, hakikatnya berasal dari Tuhan Yang Maha Pencipta juga? Itulah nilai setetes air penyejuk yang diberikan sang pelacur pada anjing yang kehausan.   

Clarence A. Crane

Bisnis Clarence A. Crane sebenarnya adalah coklat, tetapi saat musim panas, coklat cepat meleleh, dan bisnis Clarence terancam. Demi mengamankan bisnisnya, saat musim panas Clarence membuat dan menjual permen mint padat. Untuk mencetaknya, ia menyewa seorang pembuat pil lokal, guna mempress permen mintnya hingga berbentuk padat. Karena kesalahan pada mesin pembuat pil, permen yang dihasilkan ternyata tidak berbentuk bundar padat, melainkan berlubang di tengah seperti cincin. Clarence menjual permen cincin itu dengan nama "Life Savers", dan menjadi permen cincin pertama dan paling sukses di dunia.

Sejak pertama kali muncul di tahun 1912 hingga tahun 1980, permen paling laris di dunia ini diperkirakan telah terjual 30 Milyar keping, yang bila dijejerkan cukup untuk menjangkau bumi-bulan hingga tiag kali.

Di Indonesia, permen bolong seperti "Lefe Savers" diantaranya adalah bermerk "Polo" yang mempunyai semboyan "Permen bolong rasa plong".

Thomas Alva Edison

Kesuksesan yang diperoleh Thomas Alva Edison, si penemu lampu listrik (yang juga memiliki kekayaan hingga US$ 15 juta dari 1000 hak paten lebih) harus dibayar sangat mahal.

Edison dikenal sangat pelit oleh pegawainya. Ia sering mempekerjakan pegawainya dalam jam kerja yang sangat panjang dan kondisi kerja membahayakan, namun membayar mereka dengan upah seminimal mungkin. Ini sebabnya ia tidak memperoleh kesetiaan dari para pegawainya.

Hidup Edison sebagian besar dihabiskan di laboratorium, dan ia hampir tidak peduli akan keluarganya. Kedua istrinya semasa hidup mengalami depresi, dan anaknya yang tertua, Thomas Alva Edison jr. adalah seorang alkoholik dan penderita hipokondriak (sejenis penyakit mental yang menganggap diri sendiri selalu dalam keadaan sakit), yang pada akhirnya mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

Cermin Positif

Mengkritik itu mudah, karena malihat kesalahan orang lain itu gampang. Namun kritik yang didasari oleh mencari-cari kesalahan orang lain tak mungkin dapat mempermudah keadaan. Anda tak perlu menghabiskan eaktu dan tenaga anda untuk menilai apakah orang lain telah berbuat salah atau benar. Karena itu sangat mudah! Yang sulit adalah melihat kesalahan diri sendiri. Waspadalah bila anda begitu pandai mengkritik. Jangan-jangan anda tak mampu lagi melihat kebenaran. Dan sebuta-butanya orang ialah mereka yang tak bisa menangkap cahaya kebenaran.






Sekali anda gembira bisa menemukan sebutir debu kesalahan orang lain, anda tergoda untuk mendapatkan yang sebesar kerikil. Begitu seterusnya, hinga tanpa sadar anda telah menciptakan gunung kesalahan orang. Orang tak pernah suka berkaca pada cermin yang memantulkan kekurangan wajahnya. Maka dari itu janganlah anda menjadi bayangan atas kesalahan irang lain. Bantulah mereka menemukan sisi positif diri mereka. Di saat itu pula orang lain akan memantulkan sisi baik anda sendiri.

Menara Pisa

Menara pisa, salah satu obyek wisata paling terkenal di italia, ternyata miring karena salah bikin. Dan lebih dari itu, menara ini ternyata dibangun dalam waktu lebih dari seabad.

Menara itu dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai tahun 1178, yang berlangsung hingga tingkat tiga. Pekerjaan dihentikan karena pada tahun ke lima, menara sudah mulai miring ke selatan. Pekerjaan pembangunan menara dihentikan kira-kira 100 tahun, pada tahun 1272 tinggi menara ditambah empat tingkat ke arah berlawanan agar menara dapat tegak.

Karena tanah di sekitar menara Pisa tidak stabil, pembangunan dihentikan, hingga akhirnya dilanjutkan pada tahun 1360 atau 80 tahun kemudian, Pada pembangunan terakhir ini pula ditempatkan ruang lonceng pada puncak menara, dan Menara Pisa medapatkan bentuknya seperti yang sekarang kita kenal.

Mungkinkah Menara Pisa ditegakkan? mungkin saja, namun berdasarkan pengamatan para ilmuan, sekalipun Menara Pisa ditegakkan, bagian-bagian dalam menara tetap akan melengkung akibat terlalu banyak koreksi yang dilakukan sejak pembangunan 823 tahun yang lampau.

Batu Kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Oada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada dibawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia.



Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil sebuah batu kecil lalu dilemparkan ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Tuhan kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Tuhan melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Tuhan sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

Olimpiade yang Istimewa

Tuesday, October 5, 2010

Beberapa tahun lalu, diadakan olimpiade khusus orang-orang cacat di Seattle. Saat itu dilakukan pertandingan lari jarak 100 meter. Sembilan pelari telah bersiap-siap di tempat start masing-masing.

Ketika pistol tanda pertandingan dinyalakan, mereka semua berlari, meski tidak tepat berada di garis lintasannya, namun semuanya berlari dengan wajah gembira menuju garis finish dan berusaha untuk memenangkan pertandingan. Kecuali, seorang pelari, anak lelaki, tiba-tiba tersandung dan terjatuh berguling beberapa kali. Ia lalu menangis.

Delapan pelari mendengar tangisan anak lelaki yang terjatuh itu. Mereka lalu memperlambat lari mereka dan menoleh ke belakang. Mereka semua berbalik dan berlarian menuju anak lelaki yang terjatuh ditanah itu.

Semuanya, tanpa terkecuali.

Seorang gadis yang menyandang cacat keterbelakangan mental menunduk, memberikan sebuah ciuman padanya dan berkata, "Semoga ini membuatmu merasa lebih baik" Kemudian kesembilan pelari itu saling bergandengan menuju garis finish.

Seluruh penonton yang ada di stadion itu berdiri, memberikan applause selama beberapa lama. Mereka yang berada disana saat itu masih saja tak bosan-bosannya memberikan tanda salut kepada para pelari itu. Tahukah anda mengapa? Karena di dalam diri kita yang terdalam kita tahu bahwa dalam hidup ini tak ada yang jauh lebih berharga daripada kemenangan bagi kita semua. Yang terpenting dalam hidup ini adalah saling tolong menolong meraih kemenangan, meski kita harus mengalah dan mengubah diri kita sendiri.

Lebih Dari Sekedar Ucapan Terima Kasih

Seorang anak merengek minta dibelikan jagung bakar.  Dengan sedikit enggan ibunya mengulurkan selembar uang dan mengawasinya dari kejauhan. Lalu si anak dengan tekun mengikuti gerak-gerik nenek tua penjual jagung bakar memainkan kipas bambunya. Mata kanak-kanaknya membuat terheran-heran pada pletikan biji jagung, asap, serta harum yang tertebar kemana-mana. Sedangkan nenek tua berpakaian lusuh itu tersenyum melirik anak kecil yang jongkok di sebelahnya. Mata tuanya meredup melayang entah kemana. sesekali dicubitnya pipi anak itu. Kemudian diberikannya jagung bakar itu pada anak yang sedari tadi berharap-harap takjub, katanya, "Ambil saja buatmu nak. Tak usah dibayar" Si ibu mengucapkan terima kasih lalu berkata pada sang ayah, "Lumayan, kita dapat rejeki satu jagung bakar" Lalu mereka meninggalkan taman kota itu dengan kendaraan roda empat mereka.

Tunggu dulu wahai ibu! Mengapa kau menyebutnya sebagai rejeki? Bukankah demikian si nenek tua itu malah kehilangan sebagian penghasilannya yang tak seberapa? Tidaklah kau terpanggil untuk membalas pemberian itu dengan sesuatu yang lebih dari sekedar kata terima kasih? Memang, menerima selalu menyenangkan. Namun, memberi dengan sikap tulus lebih membahagiakan. Tahukah kau, wahai ibu, hati nenek tua itu teramat terang, jauh lebih terang dari lampu yang menerangi temaram senja ini.

Kebahagiaan Bukan Terletak Disana

Sunday, October 3, 2010

Mengapa anda selalu memandang ke sebelah sana?
Mengapa anda selalu berpikir, orang lain, sahabat, kenalan dan tetangga lebih berbahagia?
Gampang dikatakan, mereka lebih berbahagia dan lebih baik.

Anda berpikir, segala tenaga dan kemampuan kucurahkan, tapi hasilnya selalu mengecewakan. Anda bersikeras, disebelah sana lebih bagus dan baik, sambil bergantung terus pada bayangan yang indah.

Tapi pernahkan anda berpikir bahwa mereka yang di sebelah sana melihat anda disebelah sini sambil berpikir, Anda lebih bahagia? Tapi mereka justru menyaksikan hanya yang menyenangkan tanpa mengenal kecemasan yang datang dan pergi di hati anda.

Hidup bahagia adalah bentuk seni yang mengagumkan. Termasuk didalamnya adalah kepuasan. Kebahagiaan terletak bukan di sebelah sana, melainkan disini, didalam hatimu sendiri.

Cinta dan Waktu


Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak, ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun, suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki cinta.

Tak lama Cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!!" teriak Cinta. "Aduh! maaf Cinta!" kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini"

Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Kegembiraan! Tolong aku!!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengarkan teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta. "Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." Sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu" kata Cinta. "Maaf Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja.." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia tak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, "Siapa sebenarnya orang tua itu?" tanya Cinta. "Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu. "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran. "Sebab," kata orang itu, "hanya waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu...."

Kisah Sang Tikus

Thursday, September 30, 2010

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan istrinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada makanan pikirnya? Tapi, dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, "Awas, ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati, ada perangkap tikus di dalam rumah!!"

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata, "Ya,, maafkan aku Pak tikus. Aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tak ada masalahnya. Jadi jangan buat aku sakit kepala-lah"

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, "Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus dirumah!"

"Wah, aku menyesal dengar kabar ini." Si kambing menghibur dengan penuh simpati.
"Tetapi tak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam doa-doaku!"

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
"Oh? perangkapp tikus? Jadi saya dalam bahaya besar ya?" kata si lembu sambil ketawa, beleleran liur.

Lalu tikus itu kembali ke rumah, dengan kepala tertundun dan merasa beitu patah hati, kesal, sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia sungguh-sunggu sendiri.

Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsa. Istri petani berlari pergi melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematuk tangan istri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah sakit.

Si istri kembali ke rumah dangan tubuh menggigil demam. Dan sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itu pun mengasah pisaunya dan pergi ke kandang, mencari ayam untuk bahan supnya.

Tapi, bisa itu sungguh jahat, si istri tak langsung sembuh. Banyak tetangga yang datang membesuk, dan tamu pun tumpah ruah ke rumahnya. Ia pun harus menyiapkan makanan dan terpaksa, kambing di kandang dia jadikan gulai. Tapi, itu tak cukup, bisa itu tak dapat ditaklukkan. Si istri mati, dan berpuluh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga selamatan. Tak ada cara lain, lembu di kandang pun dijadikan makanan untuk puluhan pelayat dan peserta selamatan.

Kawan, apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada "perangkap tikus" didalam rumah, seluruh "ladang pertanian" ikut menanggung resikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukannya daripada kebaikannya.

Berkacalah Pada Diri Sendiri

Ketika dua cermin saling berhadapan, muncul pantulan yang tak terhingga. Begitulah bila anda mau bercermin pada diri sendiri. Akan anda temukan bayangan yang tak terhingga. Bayangan itu adalah kemampuan yang luar biasa, ketakterbatasan yang memberi kekuatan untuk menembus batas rintangan diri,. Berkacalah pada diri sendiri, dan temukan kekuatan itu.

Singkirkan cermin diri orang lain. Disana hanya terlihat kekurangan dan kelemahan anda yang akan menumpuk ketidakpuasan saja. Dan ini akan menjerumuskan anda kedalam jurang kekecewaan.

Anda bukan orang lain. Anda adalah anda yang memiliki jalan keberhasilan sendiri. Mulailah hari ini dengan menatap wajah anda. Carilah bayangan yang tak terhingga itu. Disana ada kekuatan yang akan membawa anda ke puncak keberhasilan.

Harga Waktu Ayah

Monday, September 27, 2010

Andre, seorang anak yang setiap sore selalu menanti kepulangan ayahnya dari kantor untuk sekadar mengajaknya bermain. Suatu sore, sepulang kerja, sang ayah ditanya oleh Andre, "Ayah, ayah kerja di kantor dibayar berapa sih sebulan?"

 Sembari mengernyitkan dahi si ayah menjawab, "Yaa.. Sekitar Rp. 2.500.000
"Kalau sehari berarti dibayar berapa , ya?" sela Andre.
Ayah mulai bingung, "Seratus ribu rupiah, ada apa sih? Kok tanya gaji segala!"
Akan tetapi, Andre tetap bertanya lagi, "Kalau setengah hari berarti Rp. 50.000 donk?"
"Iya, memangnya kenapa?" sahut sang ayah mulai jengkel.

Si anak dengan mantap mengajukan permohonan, "Gini, Yah! Tolong tambahin donk tabungan Andre, Rp. 5.000 saja. Soalnya Andre sudah punya tabungan sebesar Rp. 45.000. Rencananya, Andre mau membeli ayah setengah hari saja supaya kita bisa pergi memancing bersama!"

Diambil dari buku "Setengah Isi Setengah Kosong" karya Parlindungan Marpaung

Cobalah untuk merenung

Sediakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur. Atau di malam hari sesaat sebelum beranjak tidur. Merenunglah dalam keheningan. Jangan gunakan pikiran untuk mencari berbagai jawaban. Dalam perenungan anda tidak mencari jawaban. Cukup berteman dengan ketenangan maka anda akan mendapatkan kejernihan pikiran. Jawaban berasal dari pikiran anda yang bening. Selama berhari-hari anda disibukkan oleh berbagai hal. Sadarilah bahwa pikiran anda memerlukan istirahat. Tidak cukup hanya dengan tidur. Anda perlu tidur dalam keadaan terbangun. Merenunglah dan dapatkan ketentraman batin.


Pikiran yang digunakan itu bagaikan sebuah air sabun yang diaduk-aduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca. Semakin banyak sabun yang tercampur semakin keruh air. Semakin cepat anda mengaduk semakin kencang pusaran. Merenung adalah menghentukan adukan. Dan membiarkan air berputar perlahan. Perhatikan partikel sabun itu satu persatu, menyentuh dasar gelas. Benar-benar perlahan. Tanpa suara. Bahkan anda mampu mendengar luruhnya partikel sabun. Kini anda mendapatkan air jernih tersisa di permukaan. Bukankah air yang jernih mampu meneruskan cahaya. Demikian halnya pikiran anda yang bening.

Relatif

Panggung 1:
Jauh disebuah dusun nelayan dengan bau laut yang kental. Seorang paman menanyakan kabar keponakannya yang telah lama pergi ke kota. Dengan bangga, ibunya menjawab, "syukurlah, sekarang hidup Bejo sudah enak. Dia kerja sebagai petugas kebersihan di gedung tinggi"

Panggung 2 :
Di sebuah gedung perkantoran di tengah kota yang sibuk. Seorang bos berdasi menanyakan tentang seorang pegawai yang tampak lusuh. Dengan gugup, manajernya menjawab, "Namanya Bejo pak! Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang, nasibnya tidak sebaik namanya"

Renungan :

Betapa relatifnya nilai suatu pekerjaan. Dari satu sudut panjang, sesuatu yang dibanggakan ternyata tak ubahnya cemoohan. Namun dari sudut lain, sebuah ejekan ternyata sumber harapan yang panjang. Begitulah bila pikiran mulai menilai-nilai apa yang disebut "kemujuran hidup", maka pada saat yang sama ia mamisah-misahkan orang ke dalam kelas-kelas yang berbeda. Pedahal, melalui tatapan hati nurani, tiadalah lebih berharga jabatan tinggi di hadapan jabatan rendah. Keika anda menghargai dan membebaskan diri dari peringkat-peringkat "keberuntungan hidup", disaat itu anda mampu mendengar biskan nurani.

Menyingkirkan Duri

Kita berbuat baik tentunya bukan untuk mengharapkan sesuatu. Karena kita sadar itulah peran yang harus kita mainkan. Adalah kewajiban kita untuk menyingkirkan duri di jalan yang sedang kita lalui, bukan saja agar tak melukai diri kita, namun untuk menjaga para pejalan lain.

Jadi, meski tak seorang pun mengucapkan terima kasih atas perbuatan baik anda, itu tak perlu mengecilkan arti kerja anda. Mungkin saja orang lain tak memahami kebaikan itu, karena mereka menganggap memang anda seharusnya lakukan itu. Maka, apalah artinya sebuah ucapan terima kasih. Biarkan saja kebaikan mengalir dari tangan anda. Dan biarkan benak anda terbebas dari perasaan berjasa. Temukan arti pesan sang bijak, biarkan derma dari tangan kanan seakan-akan tangan kiri tak mengetahuinya.

Bingkisan Dari Lubuk Hati

Ada ratusan toko berjajar di kota ini. Di dalamnya terpajang ribuan bahkan jutaan barang menarik untuk dibawa pulang. Anda hanya perlu sedikit kelapangan hati untuk membeli sebuah produk sederhana, mangemasnya secara hati-hati, menyisipkan secarik ucapan, dan memberinya sebagai bingkisan kepada rekan kerja sekantor yang telah menjalin kerja baik selama ini. bukan soal berapa uang yang harus anda belanjakan, namun seberapa panjang hubungan yang ingin anda rajut dengan mereka.

Berikan bingkisan sebagai tanda penghargaan dan terima kasih pada rekan kerja anda. Anda mungkin tak mampu menjadi rekan kerja yang baik, atau bukan teman bicara yang mengerti keluh kesah sahabat. Anda mungkin bukan pemimpin yang baik, yang belum bisa menyediakan lingkungan kerja yang menyenangkan, atau memberikan upah yang mencakupi seluruh kebutuhan mereka, namun anda bisa berikan sekotak bingkisan dari lubuk hati anda. Percayalah, sesuatu yang berasal dari hati akan selalu singgah di hati pula.

Bebagi

Sunday, September 26, 2010

Sepasang suami istri yang berusia lanjut, suatu kali mengunjungi kantor pusat untuk bernostalgia tentang suka duka ketika mereka masih aktif bekerja dahulu. Kesempatan bernostalgia ini rupanya dimanfaatkan mereka untuk menikmati sop buntut yang tersohor di kantin, dalam kantor pusat tersebut. Kebetulan, ketika itu jam makan siang sehingga banyak pegawai yang santap siang disana.

Suami istri ini lalu masuk antrean untuk memesan sop buntut. Mereka memesan satu porsi sop buntut beserta nasinya, dan dua gelas es teh manis serta sebuah piring kosong dan mangkuk. Semua yang melihat mereka heran. Sepasang suami istri ini hanya memesan satu porsi. Bahkan, beberapa pegawai lain iba melihat betapa menderitanya nasib pensiunan ini sehingga untuk makan siang di kantin saja hanya memesan satu porsi. Sang suami lalu membagi nasi menjadi dua bagian, demikian pula sop buntutnya. Satu bagian untuk dirinya dan bagian lain diserahkan kepada isrinya. Mulailah mereka makan. Namun, yang makan adalah suami dulu, sementara sang istri dengan tersenyum menunggu dan menatap kekasihnya makan.

Seorang pegawai tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju meja mereka. Dengan rasa iba, pegawai ini menawarkan kepada pasangan suami istri ini satu porsi lagi sop buntut gratis, ia yang mentraktir. Dia merasa tidak tahan melihat sepasang suami istri ini, sementara ia sendiri hidup berkecukupan. Namun, tawaran pegawai ini ditolak secara halus sambil tersenyum oleh pasangan ini menggunakan bahasa isyarat.

Sang suami pun kembali melanjutkan santap siangnya, sementara sang istri hanya menatap sambil tersenyum hingga sop buntut bagiannya menjadi dingin. Setelah beberapa lama, kembali si pegawai yang berkecukupan gelisah melihat tingkah laku pasangan ini. Sang istri ternyata tidak makan, hanya menunggu sang suami makan. Betapa cintanya sang istri kepada sang suami hingga rela berkorban menunggu sang suami selesai makan.

Kembali, pegawai tadi dengan rasa penasaran mendatangi sang ibu dan bertanya, "Ibu, saya melihat ibu hanya menunggu bapak makan sementara ibu sendiri tidak makan. Kalau boleh tahu, apakah yang ibu tunggu?" Dengan tersenyum sang ibu menjawab, "Yang saya tunggu adalah gigi, sementara ini masih dipakai bapak!"

Diambil dari buku "Setengah Isi Setengah Kosong" karya Parlindungan Marpaung 

Janganlah Memaksa

Saturday, September 25, 2010

Seorang nenek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya dijalan pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengmbilnya dan mangamatinya. Kura-kura itu segera menarik kaki dan kepalanya masuk di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya secara paksa.

"Cara demikian tidak pernah berhasil, nak!" kata nenek, "Saya akan mencoba mengajarimu."

Mereka pulang. Sang nenek meletakkan kura-kura itu di dekat perapian. Beberapa menit kemudian, kura kura itu mengeluarkan kaki dan kepalanay sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.

"Janganlah mencoba memaksa melakukan segala sesuatu, nak!" nasihat nenek, "Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya"

Singkirkan Ketakutan

Friday, September 24, 2010

Jalan keberhasilan ini adalah milik anda. Pada saat anda menyadari bahwa anda bertanggungjawab penuh atas segala sesuatunya, dan nda tak menemukan alasan apa pun untuk menyalahkan orang lain, di saat itulah anda menemukan jalan anda sendiri. Di saat itulah anda menyadari kebebasan dan hilangnya ketakutan. Hanya anda yang mampu memikul hidup anda, bukan orang lain

Bila anda manganggap hidup adalah suatu tugas, tunaikanlah. Bila anda menganggap hidup adalah beban, pikullah. Bila anda menganggap hidup adalah harta karun yang tak terhingga, berbagilah. Kerjakan yang terbaik dari diri anda. Tujuan hidup akan anda temukan di saat anda menjalani perjalanan anda. Dan yang terpenting, anda tak kan menemukan apa-apa bila diam tak melakukan sesuatu pun

Ikan Kecil dan Air

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Kata ayah kepada anaknya, "lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati"

Pada saat bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil berenang dari hulu sampai hilir sungai sambil bertanya keada setiap ikan yang ditemuinya, "Hai, tahukan kamu dimana air? aku telah mendengarkan percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati"

Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk menemui ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, "Dimanakah air?"

Jawab ikan sepuh, "Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya, Memang benar, tanpa air kita akan mati"
Apa arti cerita tersebut bagi kita. Manusia terkadang mengalami stuasi seperti si ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, pedahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai dia tidak menyadarinya.

Kasih Orang Tua

Thursday, September 23, 2010

Kenanglah kedua orang tua anda. Biasanya, di saat orangtua kita masih hidup, tidak mudah bagi kita untuk menghargai kasih sayang mereka. Pedahal mereka menebar cinta mereka dalam setiap desah nafas, gerak bibir, dan ayunan langkah mereka. Tak ada yang mereka pekirkan begitu penting selain keluarga mereka, anak cucu mereka, penerus keberlangsungan karya mereka di dunia ini. Bahkan dalam amarah, kekecewaan dan kesedihan mereka selimuti dengan kasih sayang.

Bagi kita, ini mungkin nasihat orang tua yang sudah terlalu sering terdengar. Namun, tak pernah usang, karena orang tua selalu dilahirkan jaman. Mengenang orang tua sebenarnya mengenang keberadaan diri kita sendiri. Kita terlahir dari buah kasih sayang. Kita tumbuh dalam naungan kasih sayang, kita pun ditinggalkan dengan lambaian kasih sayang. Memang tak ada yang terlambat, namun sebelum hati terdalam anda menyesal, kasihanilah orangtua anda. Bagi mereka balasan ini jauh lebih berharga dari apapun yang pernah diperolehnya. Bagi mereka, itulah bekal sebaik-baiknya untuk menikmati usia senja mereka.

Selalu Ada Sisi Baik

Wednesday, September 22, 2010

Jadi pihak yang selalu optimis dan berusaha untuk melihat kesempatan di setiap kegagalan. Jangan bersikap pesimis yang hanya melihat kegagalan di setiap kesempatan. Orang optimis melihat donat, sedangkan orang pesimis melihat lubangnya saja.

Anda dapat mengembangkan keberhasilan dari setiap kegagalan. Keputusasaan dan kegagalan adalah dua batu loncatan menuju keberhasilan. Tidak ada elemen lain yang begitu berharga bagi anda jika saja anda mau mempelajari dan mengusahakannya bekerja untuk anda.

Pandanglah setiap masalah sebagai kesempatan. Hanya bila cuaca cukup gelaplah anda bisa melihat bintang.

Pertunjukan Akhir

Seorang pemain sirkus memasuki hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih bermain sirkus. Beberapa hari kemudian, ia menemukan beberapa anak ular dan mulai melatihnya. Mula-mula anak ular itu dibelitkan pada kakinya. Setelah ular itu menjadi besar ia dilatih untuk melakukan permainan yang lebih berbahaya, dintaranya menbelit tubuh pelatihnya.

Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai mengadakan pertunjukan untuk umum. hari dmei hari jumlah peontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar. Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi araksi silih berganti. Semua penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukan. Akhirnya tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus memerintahkan ular itu membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu melakukan apa yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya sedikit demi sedikit pada tubuh tuanya. Makin lama makin keras lilitannya. Pemain srkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memrintahkan agar ular melepaskan ilitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia semakin liar dan lilitannya semakin kuat. Para penonton menjadi panik, Ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, dan akhirnya ia meninggal.


Renungan:

Kadang- kadang dosa terlihat tidak membahayakan. Kita merasa tidak terganggu dan dapat mengendalikannya. Bahkan kita merasa bahwa kita udah terlatih untuk mengatasinya. Tetapi pada kenyataannya, apabila dosa itu telah mulai melilit hidup kita, sukar dapat melepaskan diri lagi daripadanya.

Kisah Seekor Belalang

Monday, September 20, 2010

Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dari dirinya.

Dalam penaaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, "mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, pedahal kita tidak jauh berbeda dari usia dan bentuk tubuh?".

Belalang itupun menjawabnya dengan pertanyaan, "dimanakah engkau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan". Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidakj sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Renungan :

Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman atau pendapat tetangga, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang membatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah anda separah itu? Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tidakkah anda pernah mempertanyakan kepada nurani bahwa anda bisa "melompat lebih tinggi dan lebih jauh" kalau anda menyingkirkan "kotak" itu? Tidakkah anda ingin membebasakan diri anda agar anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini anda anggap diluar batas kemampuan anda?

Beruntung sebagai manusia kita dibekali tuhan kemampuan untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami. Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang anda ingin capai. sakit memang, lelah memang, tapi bila anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.

Kehidupan anda akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup pilihan anda. Bukan cara hidup seperti yang mereka pilihkan untuk anda.

Lingkaran Waktu yang Tiada Berujung

Sunday, September 19, 2010

Betapa hebatnya waktu mengatur kita. Ketika lonceng jam usai kerja berdering, tanpa diperintah segera kita berkemas. Menyimpan kertas dan pensil dalam laci, lalu  meninggalkannya jauh-jauh. Seolah semua persoalan telah terpecahkan untuk hari itu. Pedahal masalah tetap terjaga selagi kita pejamkan mata.

Namun, esok hari, ketika lonceng jam mulai kerja berdentang, semua tumpukan masalah kita aduk, seolah ia terlampau banyak tidur semalam. Perselisihan pun bolehlah dilanjutkan kembali. Ah, betapa hebatnya waktu menghibur kita. Betapa bergairahnya waktu membangunkan kita.

Saat kita mengatur waktu, sesungguhnya kita pun mengatur pikiran, emosi, dan perasaan kita. Karena waktu adalah lingkaran dimana kehidupan kita berjalan,  kita atur waktu untuk mengatur kehidupan.

Kita rayakan sesuatu karena kita ciptakan hari besar. Kita heningkan diri kita karena kita tegakkan kesyahduan. Dan, semua itu kita rangkai dalam jalinan waktu. Maka, hanya mereka yang tak kenal akan waktu yang terjerat dalam persoalan tidak berujung

Pikiran yang Membelenggu

Saturday, September 18, 2010

Hampir seluruh persoalan hidup bermula dari ketidakmauan kita menerima hidup ini apa adanya. Kita tak mampu berkompromi pada kenyataan. Kita tak sudi melepaskan kecamata paradigm dan melihat realitas secara sederhana. Kita lebih suka bermain-main dengan persepsi. Kita lebih senang berlindung membenarkan pikiran diri sendiri. Pedahal itu adalah bentuk lain dari belenggu sehari-hari.

Mari sejenak kita pejamkan mata. Menemukan kesejukan pikiran
Menggali ketentraman perasaan. Menyentuh jiwa yang tenang.
Menekuri setiap tarikan nafas. Menyadari keberadaan kita di bumi ini.
Meneguhhkan kembali ikrar kita pada semesta yang agung; ikrar untuk mencurahkan yang terbaik bagi hidup ini, dan membiarkan tangan-tanganNya menuntun setiap gerak kita sehari-hari.