Sekali lagi, Bersyukurlah

Sunday, October 31, 2010



Coba anda sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup anda. Renungkan tentang apa yang telah anda capai, orangorang yang memperhatikan anda. pengalaman yang telah anda dapatkan, keahlian dan minat yang anda miliki, apa yang anda percayai, dan hal-hal terindah dalam hidup anda.

Hal-hal yang anda hargai, pelihara, dan jaga, akan terus meningkat dalam hidup anda. Kelimpahan dimulai dengan rasa syukur Dengan rasa syukur yang tulus, anda menghargai apa yang telah anda miliki, yang selanjutnya akan mendorong anda secara mental, spiritual, dan fisik, untuk mencapai apa saja yang menjadi tujuan anda.

Bagaimana mungkin anda mendapatkan hal-hal yang lebih besar, bila anda tidak bersyukur atas apa yang telah anda miliki saat ini? Toh semuanya, hanya bisa dimulai dengan apa yang anda telah miliki tersebut.

Anda tahu. bahwa anda dapat mencapai tujuan, karena anda pernah merintis hal seperti itu. Pengalaman adalah milik anda yang patut disyukuri?.

Siapa bilang tidak ada hal yang bisa disyukuri? Segalanya dalam jangkauan anda saat anda bersyukur akan apayang telah anda dapatkan.

Saling Mencintai

Di jagat raya ini terdapat sebuah planet biru berkilauan indah. Itulah Bumi, tempat kita semua berpijak dan bernaung. Tangan-tangan Sang Maha Pencipta telah membentuk planet ini begitu cantik; tertimbang seimbang di gugusan bintang-bintang; dan terukur tepat di gerak derap sang waktu.Kehidupan tumbuh dan gugur silih berganti semenjak lima puluh milyar tahun kelahiran matahari; sebuah evolusi yang panjang, rapi dan berhatihati.

Planet elok dan jagat raya yang agung; semua itu hanya demi kehidupan manusia, maha karya yang menyimpan cahaya-Nya. yang diturunkan dua juta tahun lalu di Bumi ini. Sedangkan kini matahari masih menyisakan lima milyar tahun ke depan sebelum mendidihkan air di penjuru galaksi. Perjalanan manakah yang kau kan tempuh, wahai manusia?

Kita dapat melakukan perjalanan akbar ke angkasa menembus gelapnya alam raya; menyentuh tepiannya yang tak terbatas. Atau. Perjalanan agung kedalam diri sendiri menerobos kelamnya sang Aku; menyentuh cahaya gemilang yang ditiupkan Sang Maha Pencipta.

Perjalanan manapun yang kita pilih, kita semestinya disadarkan bahwa tiada segala sesuatu ini tercipta tanpa rahmat dan cinta kasih yang melimpah-ruah. Karena itu, sesama kaki yang berpijak di bumi, sesame kepala yang menjulang ke langit, tiada benang pengikat yang pantas ditambatkan selain hidup saling memberi, saling menerima, dan saling mencintai.

Hidup Itu Indah


Dalam menghadapi kehidupan ini, kita sering merasa hidup begitu menekan dan sulit. Berbagai pekerjaan membuat kita melewati hari demi hari dalam stres yang tak berkeputusan. Berbagai masalah membuat kita tak mampu lagi melihat hal-hal yang indah dan menarik dalam hidup. Bahkan kadangkala ada juga orang yang begitu putus asa sehingga mencoba mengakhiri hidupnya sendiri. Kalaupun tidak seekstrim itu, banyak orang menjadi seperti robot. Melewati hari demi hari dalam rutinitas. Tanpa gairah, tanpa semangat, tanpa harapan.

Dengan memiliki harapan manusia mempunyai alasan untuk tetap melanjutkan hidupnya. Harapan membuat manusia tidak pernah berhenti berjuang. Harapan membuat manusia merancangkan langkah-langkah yang tepat bagi kelangsungan hidupnya. Ini membuktikan bahwa hidup manusia itu berharga karena didalamnya terkandung nilai-nilai yang diperjuangkan untuk membuat manusia tetap hidup.

Hidup sangat berharga. Bahwa kita yang hidup tahu bahwa kita akan mati sementara orang mati tidak dapat berbuat apa-apa. Ini menunjukkan bahwa hidup menjadi berharga karena kita melakukan sesuatu; berbuat sesuatu seperti untuk menikmati segala hal dalam hidup ini dengan sukacita dan kita juga senantiasa hidup dalam kebenaran dan keadilan, dengan tetap menjaga hidup kerohanian kita.

Semua hal ini memberi penjelasan kepada kita, bahwa keindahan hidup tidak diukur dari panjang pendeknya umur, tidak juga diukur dari kaya miskinnya orang, tetapi dari bagaimana ia mengisi hidupnya.

Hidup menjadi berarti jika kita mengisinya dengan kerja dan usaha tentang hal hal yang baik. Yang paling penting dari semua itu adalah meskipun hidup ini siasia. tetapi hidup ini adalah pemberian Tuhan. Maka selama kita hidup nikmatilah hidup kita dengan kerja, sukacita dan harapan. Hanya dengan demikian kita dapat menemukan keindahan hidup, pendek atau panjang umur kita. Kita dapat menikmati keindahan hidup, kaya atau miskin keadaan kita. Karena hidup adalah Anugerah.

Dengan memiliki harapan manusia mempunyai alasan untuk tetap melanjutkan hidupnya. Harapan membuat manusia tidak pernah berhenti berjuang. Harapan membuat manusia merancangkan langkah-langkah yang tepat bagi kelangsungan hidupnya. Ini membuktikan bahwa hidup manusia itu berharga karena di dalamnya terkandung nilai-nilai yang diperjuangkan untuk membuat manusia tetap hidup.

Terserah Anda.

Monday, October 11, 2010

Tingkat kesuksesan anda. tergantung pada satu orang, yaitu anda sendiri. Apa yang anda mampu kerahkan dalam hidup, adalah apa yang anda akan dapat dari hidup. Anda tidak bisa meminjam, meminta, atau mencuri
kesuksesan orang lain. Memang orang lain mampu mengilhami, mengajarkan, mendorong, dan menghibur anda. Tetapi satu-satunya yang menjalani hidup anda dan yang mampu memberikan pilihan terbaik adalah
diri anda sendiri.

Anda tidak perlu menjadi orang lain. untuk dapat membuat dunia menjadi berbeda. Setiap orang punya cara sendiri-sendiri untuk mengubah dunia, karena setiap orang memiliki hasrat. Bila hasrat yang ada dalam diri anda adalah hasrat mencari arti hidup diri anda. maka itulah hasrat sejati untuk mengubah dunia.

Lepas dari sekedar hasrat, semua yang terjadi, yang dilihat, dan diperhatikan orang adalah tindakan. Setiap tindakan memang menghasilkan banyak kemungkinan, tetapi tanpa tindakan, yang ada hanya hasrat yang gagal.

Apakah anda tertarik untuk mengubah dunia hari ini? Siapkan diri anda dalam kesatuan hasrat dan tindakan, dan dunia pun akan memberikan jalan

Magenta

Nama warna Magenta berasal dari nama sebuah pertempuran antara tentara Perancis dan Sardinia melawan tentara Austria di tahun 1859. Pertempuran tersebut berlangsung di sebuah tempat yang bernama "Magenta".

Setelah pertempuran usai, warna campuran antara merah dan ungu ditiru oleh para ahli kimia Perancis untuk menggambarkan warna darah yang mengering. Dan untuk mengenang pertempuran yang terjadi, warna baru
itu diberi nama warna Magenta.

Tugas Kita Adalah Berikhtiar.

Ketika orang lain berbicara sejuta basa, tetaplah anda bekerja. Cangkullah sawah itu dan taburi dengan benih. Ketika orang lain berdiam tak tahu harus berkata apa. teruskan kerja anda. Siangi dan airi putik-putik yang
baru bertunas itu. Ketika orang lain saling tuding saling hunus, bekerjalah dalam istirahat anda. Senandungkan seranai pengundang angin dan gerimis. Ketika orang lain terlelap pada tidur nyenyak mereka, jangan putuskan kerja anda. Bekerjalah dengan doa dan harapan; "Semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi segenap semesta." Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah mereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak. Bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati. Terus dan tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang semestinya kita kerjakan.

Apa pun yang terjadi di muka bumi, sang mentari tak berhenti sedetik pun dari kerja; mengipasi tungku pembakaran raksasanya: menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka. tak ada alasan yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja, mengubah energi hangat matari menjadi kebaikan semesta.

Kasih Sayang Seorang Ibu

Thursday, October 7, 2010


Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting. Sebagai balasannnya, kau pakai telpon nonstop semalaman.
 
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Darimana saja seharian ini?". Sebagai balasannya, kau jawab, "Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, "Aku tidak ingin seperti ibu"

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. Sabagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh, "Bagaimana ibu ini, kok bertanya seperti itu?"

Saat kau berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu. Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasihat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya, "Bu, sekarang zamannya sudah berbeda!"

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelpon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, "Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu"

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATIMU bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

Oxford University

Wednesday, October 6, 2010

Oxford University di Inggris didirikan akibat pertengkaran antara seorang raja dan seorang pemimpin agama. Raja Henry II (1133-1189), berseteru dengan Uskup Agung Thomas Becket (1118-1170). Perseteruan itu meluas ketika Raja Perancis ternyata ikut campur dengan mendukung Uskup Becket.

Untuk menghindari meluasnya pengaruh Perancis, Raja Henry II memerintahkan agar seluruh mahasiswa Inggris dari Universitas Paris dipanggil pulang ke Inggris. Kebanyakan dari mahasiswa yang dipanggil pulang itu bermukim di kota Oxford. Untuk melanjutkan pendidikan mereka didirikanlah sebuah Universitas yang sekarang kita kenal dengan nama Oxford University.


 

Sebutir Pasir

Penakluk pertama Mount Everst, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund Hillary (1919-2008), pernah ditanya wartawan apa hal yang paling ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa, atau padang pasir yang luas dan gersang sekalipun!.

Lantas apa? "Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki," kata Hilary. Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, "Sebutir pasir yang masuk di sela-sela jari kaki sering menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atau menyusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk. Tanpa sadar, kaki pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu"

Harimau, buaya, dan beruang, meski buas, adalah binatang yang secara naluriah takut menghadapi manusia. Sedang menghadapi jurang yang dalam dan ganasnya padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai. Tetapi, jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah tak mempersiapkannya. Dia cenderung mengabaikannya.

Apa yang dinyatakan Hilary, kalau kita renungkan, sebetulnya sama dengan orang yang mengabaikan dosa-dosa kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras atau membicarakan keburukan orang lain, sering menganggap hal itu adalah dosa yang kecil. Karena itu, banyak orang yang kebablasan. Kalau sudah jadi kebiasaan, dosa kecil itu pun akan berubah jadi dosa besar yang sangat membahayakan dirinya dan masyarakat.

Melihat kemungkinan potensi kerusakan besar yang tercipta dari dosa-dosa kecil itulah, Nabi Muhammad SAW mewanti-wanti agar umatnya tidak mengabaikan dosa-dosa kecil seraya tidak melupakan amal baik kendati kecil juga.

Dalam kisah sufi, seorang pelacur masuk surga hanya karena memberi minum anjing yang kehausan. Perbuatan yang cenderung dinilai sangat kecil itu ternyata di mata Allah punya nilai sangat besar karena faktor keikhlasannya. Bukankah semua roh yang ada di seluruh jagad ini, termasuk roh anjing tersebut, hakikatnya berasal dari Tuhan Yang Maha Pencipta juga? Itulah nilai setetes air penyejuk yang diberikan sang pelacur pada anjing yang kehausan.   

Clarence A. Crane

Bisnis Clarence A. Crane sebenarnya adalah coklat, tetapi saat musim panas, coklat cepat meleleh, dan bisnis Clarence terancam. Demi mengamankan bisnisnya, saat musim panas Clarence membuat dan menjual permen mint padat. Untuk mencetaknya, ia menyewa seorang pembuat pil lokal, guna mempress permen mintnya hingga berbentuk padat. Karena kesalahan pada mesin pembuat pil, permen yang dihasilkan ternyata tidak berbentuk bundar padat, melainkan berlubang di tengah seperti cincin. Clarence menjual permen cincin itu dengan nama "Life Savers", dan menjadi permen cincin pertama dan paling sukses di dunia.

Sejak pertama kali muncul di tahun 1912 hingga tahun 1980, permen paling laris di dunia ini diperkirakan telah terjual 30 Milyar keping, yang bila dijejerkan cukup untuk menjangkau bumi-bulan hingga tiag kali.

Di Indonesia, permen bolong seperti "Lefe Savers" diantaranya adalah bermerk "Polo" yang mempunyai semboyan "Permen bolong rasa plong".

Thomas Alva Edison

Kesuksesan yang diperoleh Thomas Alva Edison, si penemu lampu listrik (yang juga memiliki kekayaan hingga US$ 15 juta dari 1000 hak paten lebih) harus dibayar sangat mahal.

Edison dikenal sangat pelit oleh pegawainya. Ia sering mempekerjakan pegawainya dalam jam kerja yang sangat panjang dan kondisi kerja membahayakan, namun membayar mereka dengan upah seminimal mungkin. Ini sebabnya ia tidak memperoleh kesetiaan dari para pegawainya.

Hidup Edison sebagian besar dihabiskan di laboratorium, dan ia hampir tidak peduli akan keluarganya. Kedua istrinya semasa hidup mengalami depresi, dan anaknya yang tertua, Thomas Alva Edison jr. adalah seorang alkoholik dan penderita hipokondriak (sejenis penyakit mental yang menganggap diri sendiri selalu dalam keadaan sakit), yang pada akhirnya mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

Cermin Positif

Mengkritik itu mudah, karena malihat kesalahan orang lain itu gampang. Namun kritik yang didasari oleh mencari-cari kesalahan orang lain tak mungkin dapat mempermudah keadaan. Anda tak perlu menghabiskan eaktu dan tenaga anda untuk menilai apakah orang lain telah berbuat salah atau benar. Karena itu sangat mudah! Yang sulit adalah melihat kesalahan diri sendiri. Waspadalah bila anda begitu pandai mengkritik. Jangan-jangan anda tak mampu lagi melihat kebenaran. Dan sebuta-butanya orang ialah mereka yang tak bisa menangkap cahaya kebenaran.






Sekali anda gembira bisa menemukan sebutir debu kesalahan orang lain, anda tergoda untuk mendapatkan yang sebesar kerikil. Begitu seterusnya, hinga tanpa sadar anda telah menciptakan gunung kesalahan orang. Orang tak pernah suka berkaca pada cermin yang memantulkan kekurangan wajahnya. Maka dari itu janganlah anda menjadi bayangan atas kesalahan irang lain. Bantulah mereka menemukan sisi positif diri mereka. Di saat itu pula orang lain akan memantulkan sisi baik anda sendiri.

Menara Pisa

Menara pisa, salah satu obyek wisata paling terkenal di italia, ternyata miring karena salah bikin. Dan lebih dari itu, menara ini ternyata dibangun dalam waktu lebih dari seabad.

Menara itu dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai tahun 1178, yang berlangsung hingga tingkat tiga. Pekerjaan dihentikan karena pada tahun ke lima, menara sudah mulai miring ke selatan. Pekerjaan pembangunan menara dihentikan kira-kira 100 tahun, pada tahun 1272 tinggi menara ditambah empat tingkat ke arah berlawanan agar menara dapat tegak.

Karena tanah di sekitar menara Pisa tidak stabil, pembangunan dihentikan, hingga akhirnya dilanjutkan pada tahun 1360 atau 80 tahun kemudian, Pada pembangunan terakhir ini pula ditempatkan ruang lonceng pada puncak menara, dan Menara Pisa medapatkan bentuknya seperti yang sekarang kita kenal.

Mungkinkah Menara Pisa ditegakkan? mungkin saja, namun berdasarkan pengamatan para ilmuan, sekalipun Menara Pisa ditegakkan, bagian-bagian dalam menara tetap akan melengkung akibat terlalu banyak koreksi yang dilakukan sejak pembangunan 823 tahun yang lampau.

Batu Kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Oada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada dibawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia.



Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil sebuah batu kecil lalu dilemparkan ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Tuhan kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Tuhan melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Tuhan sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

Olimpiade yang Istimewa

Tuesday, October 5, 2010

Beberapa tahun lalu, diadakan olimpiade khusus orang-orang cacat di Seattle. Saat itu dilakukan pertandingan lari jarak 100 meter. Sembilan pelari telah bersiap-siap di tempat start masing-masing.

Ketika pistol tanda pertandingan dinyalakan, mereka semua berlari, meski tidak tepat berada di garis lintasannya, namun semuanya berlari dengan wajah gembira menuju garis finish dan berusaha untuk memenangkan pertandingan. Kecuali, seorang pelari, anak lelaki, tiba-tiba tersandung dan terjatuh berguling beberapa kali. Ia lalu menangis.

Delapan pelari mendengar tangisan anak lelaki yang terjatuh itu. Mereka lalu memperlambat lari mereka dan menoleh ke belakang. Mereka semua berbalik dan berlarian menuju anak lelaki yang terjatuh ditanah itu.

Semuanya, tanpa terkecuali.

Seorang gadis yang menyandang cacat keterbelakangan mental menunduk, memberikan sebuah ciuman padanya dan berkata, "Semoga ini membuatmu merasa lebih baik" Kemudian kesembilan pelari itu saling bergandengan menuju garis finish.

Seluruh penonton yang ada di stadion itu berdiri, memberikan applause selama beberapa lama. Mereka yang berada disana saat itu masih saja tak bosan-bosannya memberikan tanda salut kepada para pelari itu. Tahukah anda mengapa? Karena di dalam diri kita yang terdalam kita tahu bahwa dalam hidup ini tak ada yang jauh lebih berharga daripada kemenangan bagi kita semua. Yang terpenting dalam hidup ini adalah saling tolong menolong meraih kemenangan, meski kita harus mengalah dan mengubah diri kita sendiri.

Lebih Dari Sekedar Ucapan Terima Kasih

Seorang anak merengek minta dibelikan jagung bakar.  Dengan sedikit enggan ibunya mengulurkan selembar uang dan mengawasinya dari kejauhan. Lalu si anak dengan tekun mengikuti gerak-gerik nenek tua penjual jagung bakar memainkan kipas bambunya. Mata kanak-kanaknya membuat terheran-heran pada pletikan biji jagung, asap, serta harum yang tertebar kemana-mana. Sedangkan nenek tua berpakaian lusuh itu tersenyum melirik anak kecil yang jongkok di sebelahnya. Mata tuanya meredup melayang entah kemana. sesekali dicubitnya pipi anak itu. Kemudian diberikannya jagung bakar itu pada anak yang sedari tadi berharap-harap takjub, katanya, "Ambil saja buatmu nak. Tak usah dibayar" Si ibu mengucapkan terima kasih lalu berkata pada sang ayah, "Lumayan, kita dapat rejeki satu jagung bakar" Lalu mereka meninggalkan taman kota itu dengan kendaraan roda empat mereka.

Tunggu dulu wahai ibu! Mengapa kau menyebutnya sebagai rejeki? Bukankah demikian si nenek tua itu malah kehilangan sebagian penghasilannya yang tak seberapa? Tidaklah kau terpanggil untuk membalas pemberian itu dengan sesuatu yang lebih dari sekedar kata terima kasih? Memang, menerima selalu menyenangkan. Namun, memberi dengan sikap tulus lebih membahagiakan. Tahukah kau, wahai ibu, hati nenek tua itu teramat terang, jauh lebih terang dari lampu yang menerangi temaram senja ini.

Kebahagiaan Bukan Terletak Disana

Sunday, October 3, 2010

Mengapa anda selalu memandang ke sebelah sana?
Mengapa anda selalu berpikir, orang lain, sahabat, kenalan dan tetangga lebih berbahagia?
Gampang dikatakan, mereka lebih berbahagia dan lebih baik.

Anda berpikir, segala tenaga dan kemampuan kucurahkan, tapi hasilnya selalu mengecewakan. Anda bersikeras, disebelah sana lebih bagus dan baik, sambil bergantung terus pada bayangan yang indah.

Tapi pernahkan anda berpikir bahwa mereka yang di sebelah sana melihat anda disebelah sini sambil berpikir, Anda lebih bahagia? Tapi mereka justru menyaksikan hanya yang menyenangkan tanpa mengenal kecemasan yang datang dan pergi di hati anda.

Hidup bahagia adalah bentuk seni yang mengagumkan. Termasuk didalamnya adalah kepuasan. Kebahagiaan terletak bukan di sebelah sana, melainkan disini, didalam hatimu sendiri.

Cinta dan Waktu


Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak, ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun, suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki cinta.

Tak lama Cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!!" teriak Cinta. "Aduh! maaf Cinta!" kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini"

Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Kegembiraan! Tolong aku!!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengarkan teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta. "Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." Sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu" kata Cinta. "Maaf Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja.." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia tak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, "Siapa sebenarnya orang tua itu?" tanya Cinta. "Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu. "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran. "Sebab," kata orang itu, "hanya waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu...."