Relatif

Monday, September 27, 2010

Panggung 1:
Jauh disebuah dusun nelayan dengan bau laut yang kental. Seorang paman menanyakan kabar keponakannya yang telah lama pergi ke kota. Dengan bangga, ibunya menjawab, "syukurlah, sekarang hidup Bejo sudah enak. Dia kerja sebagai petugas kebersihan di gedung tinggi"

Panggung 2 :
Di sebuah gedung perkantoran di tengah kota yang sibuk. Seorang bos berdasi menanyakan tentang seorang pegawai yang tampak lusuh. Dengan gugup, manajernya menjawab, "Namanya Bejo pak! Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang, nasibnya tidak sebaik namanya"

Renungan :

Betapa relatifnya nilai suatu pekerjaan. Dari satu sudut panjang, sesuatu yang dibanggakan ternyata tak ubahnya cemoohan. Namun dari sudut lain, sebuah ejekan ternyata sumber harapan yang panjang. Begitulah bila pikiran mulai menilai-nilai apa yang disebut "kemujuran hidup", maka pada saat yang sama ia mamisah-misahkan orang ke dalam kelas-kelas yang berbeda. Pedahal, melalui tatapan hati nurani, tiadalah lebih berharga jabatan tinggi di hadapan jabatan rendah. Keika anda menghargai dan membebaskan diri dari peringkat-peringkat "keberuntungan hidup", disaat itu anda mampu mendengar biskan nurani.

0 comments:

Post a Comment